Pages

Jati Diri


Kemarin aku dan suami berbicara sampai larut malam. Sebenarnya pembicaraan yang sederhana awalnya. Tentang kegiatan sehari saja. Tentang pekerjaan kami sebagai guru dan tentang murid-murid remaja yang kami hadapi.

Pembicaraan tersebut semakin dalam karena aku tidak berhenti bertanya pada suamiku atas kegusarannya pada karakter anak remaja yang mudah terombang-ambing. Tidak hanya itu, suamiku mengungkapkan bahwa tidak hanya anak remaja yang mudah terombang-ambing, orang yang sudah tidak remaja lagi pun dapat terombang-ambing. Contoh sehari-hari dia paparkan untuk meyakinkan pernyataannya tersebut.

Aku mendengarkan suamiku berbicara panjang lebar dan kemudian seolah perhatianku terhenti pada pernyataannya yang menyentak, yaitu “Setiap orang akan menemui masa pencarian jati diri dan dia harus menemukannya.”

Ada jeda dalam pembicaraan kami dimana pada saat itu aku mulai menyelami sejauh mana aku sendiri menemukan jati diri. Terus terang, walaupun aku sering mendengar istilah “jati-diri”, namun aku tidak pernah menggunakannya dalam kata-kataku. Bahkan sesungguhnya baru pada saat itu aku menyadari kalau aku tidak tahu apa definisi “jati-diri”.

Suamiku menjabarkan, mengapa disebut sebagai “jati” diri. Jati, dalam frasa “jati diri”, memang diambil dari asal kata tumbuhan jati. Tumbuhan ini mempunyai beberapa sifat istimewa yang membuat setiap orang mempunyai filosofinya masing-masing jika mengamati pertumbuhannya.

Jati adalah tumbuhan yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari akar sampai daun mempunyai manfaat masing-masing. Aku tidak perlu terlalu banyak menjelaskan detailnya karena tidak semua manfaat pohon jati dapat diambil filosofinya. Aku tidak ingin menggeser fokus yang akan kubahas.

Keistimewaan jati sehingga tumbuhan ini dipilih untuk menjadi suatu frasa “jati-diri” adalah karena kekuatannya, keawetannya dan kemudahannya untuk dibentuk. Kekuatan dan keawetan jati memiliki kualitas nomor satu. Sedangkan kemudahannya untuk dibentuk , membuat pohon jati menjadi pilihan untuk orang-orang yang menyukai nilai estetika.

Kekuatan pohon jati sudah tidak dapat disangkal lagi. Semakin tua jati, kekuatannya semakin baik. Namun, selain karena umurnya yang tua, kekuatan istimewa juga terlihat pada saat pohon jati terbakar. Untuk kebakaran yang tidak terlalu besar, di saat tumbuhan-tumbuhan lain mati, pohon jati justru mengalami proses yang disebut sebagai “pemurnian tegakan jati”. Ketika api padam dan pohon-pohon lain mati, pohon jati menjadi tumbuhan pionir. Sifat inilah salah satunya yang melahirkan filosofi “jati-diri”.

Sifat atau karakter seseorang terlihat ketika masa sukar terjadi. Api merupakan unsur yang kuat untuk mengeluarkan karakter seseorang dari persembunyian. Temperatur yang tinggi memaksa setiap individu untuk menentukan keputusan. Pada saat inilah akan terlihat jelas mana orang yang sudah menemukan jati diri dan mana yang belum.

Keistimewaan kedua dari pohon jati adalah karena keawetannya. Jati tidak mudah berubah karena perubahan cuaca. Pada bagian kulit jati terkandung minyak yang menjaga keawetannya, sekaligus membuat jati terlihat mengkilap dan indah.
Keawetan berbicara tentang konsistensi. Orang yang sudah menemukan jati diri yang sesungguhnya adalah orang-orang yang konsisten.

Konsistensi mengalir karena adanya pegangan hidup dan nilai-nilai yang dianut. Sadar atau tidak, orang yang sudah menemukan jati-diri akan melakukan segala sesuatu dengan konsisten. Orang di luar Anda tidak dapat menghakimi Anda, apakah Anda adalah orang yang konsisten atau tidak. Penentu konsistensi Anda adalah waktu.
Jika pada satu waktu Anda bereaksi A dan pada waktu yang lain, untuk kondisi yang sama, Anda bereaksi B, tidak berarti Anda adalah pribadi yang tidak konsisten. Mungkin saja apabila Anda tetap bereaksi A, Anda menjadi pribadi yang tidak konsisten. Reaksi adalah output dari konsistensi. Itulah sebabnya, saya katakan bahwa orang di luar Anda tidak dapat menilai Anda sebagai pribadi yang konsisten atau tidak karena mereka biasanya melihat reaksi Anda.

Keistimewaan ketiga dari pohon jati adalah kemudahannya untuk dibentuk. Orang yang sudah menemukan jati diri adalah pribadi yang mudah untuk dibentuk. Nilai-nilai yang dipegangnya menjadikan dia pribadi yang mau diubah. Dia mengetahui mana yang benar dan bersedia melakukan nilai yang menjadi pegangannya tersebut. Tidak berarti semua yang dilakukannya selalu tepat seperti nilai yang dianutnya. Namun kerendahan hati membuatnya semakin sesuai dan selaras dengan nilai yang dianutnya.
Keistimewaan keempat dari pohon jati adalah keselarasan dari ketiga sifat di atas. Kuat, namun mudah dibentuk. Mudah diolah, namun awet.

Indah, jika kita menjadi pribadi seperti sifat pohon jati. Memiliki karakter kuat, namun mau untuk berubah sesuai dengan nilai-nilai yang dipegangnya. Lembut, namun konsisten. Mempunyai prinsip, namun tidak keras kepala.

Jadi, apakah kamu orang yang sudah punya jati diri?